Sabtu, 21 Juli 2012

Asuhan Kebidanan Pada Ibu D.M Umur 30 Tahun Dengan G8P5A2, UK 33 Minggu, Dengan Plasenta Previa di Ruang Maternidade Hospital Referal Maubisse-Ainaro

Oleh : Kelompok II Francisco Fernandes Pinto, Luzia de Jesus Amaral , Jose da Silva, Durbalina O. de Jesus, Olandina M. Lopes, Domingos Morreira, Armando, Venancio Gomes, UNINERSIDADE NASIONAL TIMOR LOROSA’E MEDICINA CIÊNÇIAS DE SAÚDE DILI, TIMOR LESTE 2011   KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu D.M Umur 30 Tahun Dengan G8P5A2, UK 33 Minggu, Dengan Plasenta Previa di Ruang Maternidade Hospital Referal Maubisse-Ainaro”. Banyak kesulitan dan hambatan yang di temui penulis dalam pembuatan askeb ini, namun berkat dukungan dan bantuan dari banyak pihak, akhirnya semua kesulitan dapat teratasi dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, baik secara langsung maupun tidak langsung demi tersusunnya ini yaitu : 1. Bapak Jose Ximenes, S.Kep, selaku Coordinadator Program Diploma III Keperawatan dan juga sebagai pembimbing. 2. Rekan-rekan mahasiswa/i Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis yang terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membanggun sangat penulis harapkan. Dili, 01 September 2011 Penulis   DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 2 1.2.1 Tujuan Umum 2 1.2.2 Tujuan Khusus 2 1.4 Manfaat Penulisan 3 1.5 Ruang Lingkup Penulisan 3 1.6 Sistematik Penulisan 3 BAB II TINJAUAN TEORITIS 5 2.1 Konsep Dasa Medis 5 2.1.1 Pengertian 5 2.1.2 Klasifikasi Plasenta Previa 5 2.1.3 Etiologi 6 2.1.4 Manifestasi Klinis 6 2.1.5 Patofisiologi 7 2.1.6 Komplikasi 7 2.1.7 Penatalaksanaan Medis 8 2.2 Konsep Asuhan Keperawatan 8 2.2.1 Pengkajian Keperawatan 8 2.2.2 Diagnosa Keperawatan 9 2.2.3 Intervensi dan Rasional 9 BAB III TINJAUAN KASUS 14 3.1 Pengkajian 14 3.2 Pemeriksaan Kebidanan 20 3.3 Intrepretasi Data 21 3.4 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 21 3.5 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera Kolaborasi 21 3.6 Perencanaan Komprehensif 21 3.7 Pelaksanaan 22 3.8 Evaluasi 26 BAB IV PENUTUP 26 2.1 Kesimpulan 26 2.2 Saran 26 DAFTAR PUSTAKA   BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus. Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu. Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta. Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa, solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya. Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan. Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun penyebabnya, penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi. Perdarahan anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Menjelaskan Konsep Dasar dari Plasenta Previa b. Membuat Asuhan Keperawatan dari Plasenta Previa 1.3 TUJUAN PENULISAN 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana terjadinya plasenta previa pada seorang ibu pada umumnya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1). Untuk menjelaskan pengertian plasenta previa 2). Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya plasenta previa 3). Untuk mengetahui tanda dan gejala dari plasenta previa 4). Untuk mengklasifikasikan jenis-jenis plasenta previa 5). Untuk mempermudah dalam pemberian terapi pada pasien dengan plasenta previa 6). Untuk membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan plasenta previa 1.4 MANFAAT PENULISAN 1.4.1 Bagi Lembaga Pendidikan Sebagai bahan atau pedoman untuk penelitian selanjutnya oleh mahasiswa/i Universidade Nasional Timor Lorosa’e dan memberi acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi peserta didik. 1.4.2 Bagi Lokasi Praktek (Hospital Referral Maubisse) Memberikan masukan bagi petugas kesehatan dalam pelaksanaan, pemberian pelayanan kesehatan pada komunitas. 1.4.3 Bagi Kelompok Penulis Menambah wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan bagi kelompok penulis serta dalam pengembangan diri masing-masing dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada pasien dengan Plasenta Previa. 1.5 RUANG LINGKUP PENULISAN Dalam penulisan laporan ini, karena keterbatasan kemampuan penulis dan referensi, maka penulis membatasi pada pembahasan seputar “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU D.M UMUR 30 TAHUN DENGAN G8P5A2, UK 33 MINGGU, DENGAN PLASENTA PREVIA DI RUANG MATERNIDADE HOSPITAL REFERAL MAUBISSE - AINARO” ” 1.6 SISTEMATIK PENULISAN Adapun sistematik penulisan asuhan kebidanan ini terdiri dari empat bab yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang : latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, ruang lingkup penulisan dan sistematik penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORITIS Bab ini menjelaskan tentang : konsep dasar medis yaitu pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan medis dan asuhan keperawatan teoritis. BAB III : TINJAUAN KASUS Bab ini menjelaskan tentang : pengkajian, pemeriksaan kebidanan, intrepretasi data, indentifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera kolaborasi, perencanaan komprehensif, pelaksanaan dan evaluasi. BAB IV : PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang : kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA   BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 KONSEP DASAR MEDIS 2.1.1 PENGERTIAN Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (FKUI, 2000). Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. (Prawiroharjo, 1992). Plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim (Cunningham, 2006). 2.1.2 KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu : a. Plasenta previa totalis , apabila seluruh pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta . b. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta . c. Plasenta previa marginalis , apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis) d. Plasenta letak rendah , apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir. 2.1.3 ETIOLOGI Menurut Manuaba (2003), penyebab terjadinya plasenta previa diantaranya adalah mencakup: 1. Perdarahan (hemorrhaging) 2. Usia lebih dari 35 tahun 3. Multiparitas 4. Pengobatan infertilitas 5. Multiple gestation 6. Erythroblastosis 7. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya 8. Keguguran berulang 9. Status sosial ekonomi yang rendah 10. Jarak antar kehamilan yang pendek 11. Merokok 2.1.4 MANIFESTASI KLINIS Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah : 2. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang. 3. Darah biasanya berwarna merah segar. 4. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas. 5. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak janin. 6. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak. 2.1.5 PATOFISIOLOGI 2.1.6 KOMPLIKASI Menurut Roeshadi (2004), kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya plasenta previa adalah sebagai berikut : 1) Pada ibu dapat terjadi : o Perdarahan hingga syok akibat perdarahan o Anemia karena perdarahan o Plasentitis o Endometritis pasca persalinan 2) Pada janin dapat terjadi : o Persalinan premature o Asfiksia berat 2.1.7 PENATALAKSANAAN MEDIS Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu : 1). Kaji kondisi fisik klien 2). Menganjurkan klien untuk tidak coitus 3). Menganjurkan klien istirahat 4). Mengobservasi perdarahan 5). Memeriksa tanda vital 6). Memeriksa kadar Hb 7). Berikan cairan pengganti intravena RL 8). Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih premature 9). Lanjutkan terapi ekspektatif bila KU baik, janin hidup dan umur kehamilan 2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1). Pengkajian Keperawatan Sirkulasi  Perdarahan vagina tanpa nyeri (jumlah tergantung pada apaka previa marginal, parsial,atau total): Prdarahan besar dapat terjadi selama persalinan. Seksualitas  Tinggi fundus 28 cm atau lebih.  Djj dalam batas yang normal (DBN)  Janin mungkin melingtang atau tidak turun.  Uterus lunak. Pemeriksaan diagnostik.  HDL ; dapat menunjukkan peningkatan sel darah putih(SDP), penurunan  Hb dan Ht.  USG ; Menetukan letak plasenta. 2). Diagnosa Keperawatan a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler berlebihan. b. Perubahan perpusi jaringan utero plasenta berhubungan dengan Hipovolemia. c. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian (dirasakan atau aktual) pada diri sendiri, janin. d. Resiko tinggi cedera (ibu) berhubungan dengan hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal, kerusakan sistem imun. 3). Intervensi dan Rasional a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler berlebihan. Tujuan dan Kriteria hasil : Mendemostrasikan kestabilan/ perbaikan keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium tepat dan haluaran serta berat jenis urin adekuat secara individual. Intervensi dan rasional 1. Evaluasi, laporkan, dan catat jumlah serta jumlah kehilangan darah. Lakukan perhitungan pembalut Timbang pembalut pengalas. Rasional : Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa, Setiap gram peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah. 2. Lakukan tirah baring. Instuksikan klien untuk menghindari Valsalva manover dan koitus. Rasional : Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme (yang meningkatkan aktivitas uterus) dapat meransang perdarahan 3. Posisikan klien dengan tepat, telentang dengan panggul ditinggikan atau posisi semi – fowler. Hindari posisi trendelenburg. Rasional : Menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak; peninggian panggul menghindari kompresi vena kava. Posisi semi- fowler memungkinkan janin bertindak sebagai tanpon. 4. Catat tanda – tanda vital Penisian kapiler pada dasar kuku, warna menbran mukosa/ kulit dan suhu. Ukur tekanan vena sentarl, bila ada Rasional : Membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah, nadi adalah tanda-tanda lanjut dari kehilangan sirkulasi atau terjadinya syok 5. Hindari pemeriksaan rectal atau vagina Rasional : Dapat meningkatkan hemoragi, khususnya bila plasenta previa marginal atau total terjadi. 6. Berikan larutan intravena, ekspander plasma, darah lengkap, atau sel-sel kemasan, sesuai indikasi. Rasional: Meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejala-gejala syock. 7. Siapkan untuk kelahiran sesaria. Rasional: Hemoragi berhenti bila plasenta diangkat dan sinus-sinus vena tertutup. b. Perubahan perpusi jaringan utero plasenta berhubungan dengan Hipovolemia. Tujuan dan kriteria hasil : Mendemonstrasikan perfusi adekuat, dibuktikan oleh DJJ dan aktivitas DBN serta tes nonstres reaktif (NST). Intervensi dan rasional 1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi, dan volume darah. Rasional : Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan , kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta. 2. Auskultasi dan laporkan DJJ , catat bradikardia atau takikardia. Catat perubahan pada aktivitas janin (hipoaktivitas atau hiperaktivitas Rasional : Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin . Pada awalnya , janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan . Bila tetap defisit, bradikardia dan penurunan aktivitas terjadi. 3. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri. Rasional : Menghilangkan tekanan pada vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta/janin dan pertukaran oksigen. 4. Berikan suplemen oksigen pada klien Rasional : Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin. 5. Ganti kehilangan darah/cairan ibu. Rasional : Mempertahankan volume sirkulasi yang adekuat untuk transport oksigen. 6. Siapkan klien untuk intervensi bedah dengan tepat. Rasional : Pembedahan perlu bila terjadi pelepasan plasenta yang berat, atau bila perdarahan berlebihan , terjadi penyimpangan oksigen janin, dan kelahiran vagina tidak mungkin. c. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian (dirasakan atau aktual) pada diri sendiri, janin. Tujuan dan kriteria hasil : Mendiskusikan ketakutan mengenai diri, janin, dan masa depan kehamilan, mengenai ketakutan yang sehat dan tidak sehat.  Mengungkapkan pengetahuan situasi yang akurat.  Melaporakan/menunjukkan berkurangnya ketakutan dan/atau perilaku yang menunjukkan ketakutan. Intervensi dan rasional 1. Diskusikan situasi dan pemahaman tentang situasi dengan klien dan pasangan. Rasional : Memberikan informasi tentang reaksi individu terhadap apa yang terjadi. 2. Pantau respon verbal dan nonverbal klien/pasangan. Rasional : Menandakan tingkat rasa takut yang sedang dialami klien/pasangan. 3. Dengarkan masalah klien dan dengarkan secara aktif. Rasional : Meningkatkan rasa control terhadap situasi dan memberikan kesempatan pada klien untuk mengembangkan solusi sendiri. 4. Berikan informasi dalam bentuk verbal dan tertulis dan beri kesempatan klien untuk mengajukan pertanyaan.Jawab pertanyaan dengan jujur. Rasional : Pengetahuan akan membantu klien mengatasi apa yang sedang terjadi dengan lebih efektif. 5. Jelaskan prosedur dan arti gejala-gejala. Rasional : Pengetahuan dapat membantu menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa control terhadap situasi. d. Resiko tinggi cedera (ibu) berhubungan dengan hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal, kerusakan sistem imun. Tujuan dan kriteria hasil : Menunjukkan profil darah dengan hitung SDP, Hb, dan pemeriksaan koagulasi DBN normal. Intervensi dan rasional : 1. Kaji jumlah darah yang hilang. Pantau tanda/gejala syok Rasional : Hemoragi berlebihan dan menetap dapat mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi pascapartum, anemia pascapartum, KID, gagal ginjal, atau nekrosis hipofisis yang disebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi 2. Catat suhu, hitung SDP, dan bau serta warna rabas vagina, dapatkan kultur bila dibutuhkan. Rasional : Kehilangan darah berlebihan dengan penurunan Hb meningkatkan risiko klien untuk terkena infeksi. 3. Catat masukan/haluaran urin. Catat berat jenis urin. Rasional : Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan penurunan haluaran urin. 4. Berikan heparin, bila diindikasikan. Rasional : Heparin dapat digunakan pada KID di kasus kematian janin, atau kematian satu janin pada kehamilan multiple, atau untukmemblok siklus pembekuan dengan melindungi factor-faktor pembekuan dan menurunkan hemoragi sampai terjadi perbaikan pembedahan. 5. Berikan antibiotic secara parenteral. Rasional : Mungkin diindikasikan untuk mencegah atau meminimalkan infeksi.   BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN A. Identitas/Biodata Nama Ibu : Ny “D.M” Nama Suami : Tn “M.D” Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun Suku/bangsa : Mambae Suku/Bangsa : Mambae Agama : Katolik Agama : Katolik Pendidikan : Buta huruf Pendidikan : Buta huruf Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani Alamat Rumah : Rita/Maulau Alamat kantor : - Telepon : - Telepon : - B. Anamnesa (Data Subyektif) Pada tanggal 04 Agustus 2011 Pukul : 11.50 0tl 1. Alasan kunjungan ini : Rutin 2. Keluhan-keluhan : ibu mengatakan perdarahan pervaginam, lemas, pusing. 3. Riwayat sosial : • Kehamilan ini : Direncanakan-diterima • Perasaan tentang kehamilan ini : Senang menerima kehamilan ini atau merasa bahagia. • Jenis kelamin yang diharapkan : ibu mengatakan terima apa adanya (laki-laki atau perempuan). • Status perkawinan : Menikah • Kawin I : Umur 17 tahun Dengan suami umur : 23 tahun Lamanya 12 tahun anak 5 orang abortus 2 x • Susunan keluarga : Suami, Istri, anak, tante dan adik-adiknya. • Lingkungan rumah : ada kandang babi disamping rumah, kamar mandi tidak ada. • Perilaku kesehatan : Merokok : Tidak Alkohol : Tidak Narkoba : Tidak 4. Riwayat Obsteri a. Riwayat Haid HPHT : 11-01-2011 Haid bulan sebelumnya : 09-12-2010 Haid pertama : Umur 14 tahun Teratur Siklus : 28 hari Lamanya : 5 hari Banyaknya : 3 kali ganti softex Sifat darah : Merah (Encer) Dismenorrhoe : Positif (+) b. Riwayat kehamilan Tafsiran persalinan : 18-10-2011 Keluhan-keluhan pada : Trimester I : Pusing, mual-mual Trimester II : Mual berkurang, terasa bayi bergerak, terasa sakit diperut bagian bawah Trimester III : Merasa sakit pinggang, terasa sakit diperut bagian bawah, merasa sesak, sering BAK, jalan terasa kecapeian. Pergerakan anak pertama kali : hamil 20 minggu Bila pergerakkan sudah terasa, pergerakkan anak dalam 24 jam : < 10 x 10 x – 20 x > 20 x Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi <15 >15 5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu G8A2P5AH5 No Kehamil-an ke TGL lahir bayi Usia kehamil-an Tempat persalinan Jenis persalinan Kompli-kasi persalin-an Penol-ong Jenis kelamin BB PB TB Keadaan bayi nifas 1 I 03/03/195 15 mgg - Abortus - - - - - 2 II 06/12/1996 39 mgg Rumah Spontan - Bidan ♀ Normal - 3 III 24/05/1998 38 mgg Rumah Spontan - Bidan ♂ Normal - 4 IV 09/08/2000 12 mgg Rumah Abortus - - - - - 5 V 28/01/2003 39 mgg Rumah Spontan - Bidan ♂ Normal - 6 VI 20/06/2005 40 mgg Rumah Spontan - Bidan ♀ Normal - 7 VII 09/04/2008 40 mgg Rumah Spontan - Bidan ♂ Normal - 8 VIII 05/08/2011 33 mgg HR. Maubisse Secio caesariana Plasenta previa Dokter spsecialis Ginekologi, bidan & mahasiswa/i AKPER INS ♀, 2500 gr, 46 cm Normal 6 hari rawat 6. Riwayat keluarga berencana : pasien mengatakan belum pernah mengikuti KB 7. Riwayat kesehatan : • Penyakit yang pernah diderita : Penyakit Klien Keluarga Jantung Tidak Tidak Hepar Tidak Tidak DM Tidak Tidak P.H.S Tidak Tidak Campak Tidak Tidak Malaria Ya Ya TBC Tidak Ya • Keturunan kembar : tidak ada 8. Riwayat Kebiasaan a. Pola Makanan (sebelum hamil dan saat hamil mudah) : - Sebelum hamil : Pasien mengatakan didalam keluarganya terdapat banyak orang sehingga jika makanan cukup ia makan dan tidak cukup ya tidak makan. Makan 3 kali sehari dan kadang juga makan 1 kali sehari (jumlah porsinya : satu piring nasi, sayur, buah-buahan, minum susu). - Setelah hamil : Pasien mengatakan didalam keluarganya terdapat banyak orang sehingga jika makanan cukup ia makan dan tidak cukup ia tidak makan, namun ia selalu berusaha masak makanan lain seperti ubi untuk makan setelah hamil ia selalu makan sedikit-sedikit namun sering dan biasanya 3 makan. b. Pola Eliminasi : - Sebelum hamil : pasien mengatakan BAB 2 kali sehari, feces warnanya kuning, BAK ± 4-5 kali sehari. - Setelah hamil : pasien mengatakan BAB 2 kali sehari, feces berwarna kuning, BAK ± 5-6 kali. c. Personal Hygiene : - Sebelum hamil : pasien mengatakan mandi 1 hari mandi 1 x, sikat gigi sehabis mandi, ganti pakaian saat terasa lembab, cuci pakaian. - Setelah hamil : pasien mengatakan 1 hari mandi 1 kali, sikat gigi sehabis mandi, ganti pakaian terasa lembab. d. Aktivitas Sehari-Hari : - Sebelum hamil : pasien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga pekerjaan yang biasa dilakukan seperti bekerja di kebun, memasak, mencuci, menyetrika, menyapu dan mengurus anak. - Setelah hamil : pasien mengatakan bekerja dikebun tetapi tidak terlalu memaksa diri, pakaian 3 hari baru cuci 1 kali. e. Pola Istirahat dan Tidur : - Sebelum hamil : pasien mengatakan siang ia tidak tidur karena kerja dikebun, dan tidur malam ± 7 jam, pukul 21.00-05.00 0tl. - Setelah hamil : pasien mengatakan siang kadang-kadang tidur jam 13.00-14.15 otl dan tidur malam 21.00-05.00 otl f. Seksualitas : - g. Imunisasi TT : Sudah, pasien mengatakan selama hamil ia sudah menerima imunisasi TT 1 x dan tanggal sudah lupa. C. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1. Status emosional : Cemas, muka murung. 2. Tanda-Tanda Vital : • Tekanan darah : 127/77 mmHg Lilia : 21 cm • Denyut nadi : 80 x/menit TB : 158 cm • Pernafasan : 20 x/menit BB sebelum hamil: 57 kg • Suhu : 36,5 oC BB : 53 kg • SPO2 : 100 % 3. Kepala : Tidak ada bekas luka, tidak berketombe, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada benjolan. Rambut : Bersih, berwarna hitam lurus, tidak ada kutu. 4. Muka : Oedema : Tidak Conjungtiva : Merah dan tidak ada conjuntivitas Sklera mata : Bersih, putih dan tidak ikteris 5. Mulut a. Bibir : Tidak ada luka, tidak ada benjolan, tidak pecah-pecah. b. Gigi : Bersih, berwarna putih, jumlahnya lengkap 32, tidak ada karies c. Lidah : Kemerahan, tidak ada benjolan, tidak ada luka. 6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid 7. Dada : Simetris Aksila : Bersih, tidak ada bulu ketiak, tidak ada luka. Mamae : Bersih, bulat dan tidak ada kelainan. Benjolan : Tidak ada Striae : Ada sedikit pada perut Aerola : Hyperpigmentasi Puting susu : Menonjol 8. Pinggang (periksa ketuk : Costro Vertebra Angie tenderness) 9. Ektremitas Oedema tanggan dan jari : Tidak Oedema tibia, kaki : Tidak Betis merah/lembek/keras : Tidak Varices tungkai : Tidak Refleks patella kanan : Ada 10. Abdomen Bekas luka : Tidak Pembesaran perut : Sesuai dengan umur kehamilan Bentuk perut : bulat, memanjang, asimetris. Oedema : Tidak Acites : Tidak II. PEMERIKSAAN KEBIDANAN a. Palpasi : LI : TFU : 28 cm LII : PUKI, DJJ (+) LIII : Letak kepala LIV : Bagian terendah janin belum masuk PAP (Divergen) b. TBBJ (McDonald) : 28-11x155 = 2170 gr. c. Auskultasi : DJJ (+), terdengar diatas pusat d. Inpeksi : Normal e. Genitalia dan Vulva 1. Vulva dan Vagina a. Varices : (-) b. Luka : (-) c. Kemerahan : (-) d. Nyeri : (-) 2. Perinium : Bekas luka : (-) UJI DIAGNOSTIK Laboratorium tanggal : Tanggal : 04 Agustus 2011 a. Hematocrito : 23 % b. Hemoglobin :7,6 gr/L Tanggal : 05 Agusutus 2011 a. Hematocrito : 29 % b. Hemoglobin : 9,6 gr/L III. INTREPRETASI DATA a. Diagnosa : G8P5A2 UK 33 minggu, letak kepala Punggung Kiri (PUKI), janin tunggal. b. Kebutuhan : Informasi tentang :  Plasenta previa : Kontrol kesehatan ibu selama masa nifas Bagaimana untuk mencegah perdarahan dan infeksi pada ibu dan bayinya.  Cara perawatan payudara : Cara menyusui bayi yang baik dan benar Menu yang baik untuk ibu dan bayi Bagaimana untuk mencegah personal hygiene Cara untuk mengatur dan mengenal anemia Imunisasi untuk bayi IV. IDENTIFIKASI DIGANOSA DAN MASALAH POTENSIAL (G8P5A2 UK 33 minggu, letak kepala Punggung Kiri (PUKI), janin tunggal) V. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA KOLABORASI (Kolaborasi dengan tim dokter) VI. PERENCANAAN KOMPRENHENSIF Berikan informasi tentang :  Keadaan ibu dan janin  Cara meneran yang benar  Anjurkan ibu untuk makan dan minum  Libatkan keluarga untuk memberi dukungan  Anjurkan ibu untuk jalan-jalan  Anjurkan untuk beristrihat VII. PELAKSANAAN No Tgl / Jam Tindakan Pelaksana Paraf CI Mahasis-wa/i 1 04/08/2011 Pra-operasi - Memasan kateter - Infus Ringer Laktat 1000 mL 35 tts/menit - Ampicillin 1 gr -profilaksis IV. - Monitor TTV : TD : 127/69 mmHg N : 80 x/mnt P : 20 x/mnt S : 36 oC SPO2 : 100 % Post-operasi - Monitor infus - Monitor TTV : TD : 127/69 mmHg N : 79 x/mnt P : 21 x/mnt S : 36,5 oC SPO2 : 99 % - Monitor kateter (input soru + urine) = 500 cc dan output = 900 cc - Injeksi tramadol 50 mg IM, TID - Ampicilin 1 gr IV, QID Bidan dan mahasiswa 2 05/08/2011 - Monitor infus Ringer Laktat 1000 mL 20 tts/menit - Kateter urine 600 cc - Rawat luka (betadine + alkohol) - Ampicillin 1 gr IV, QID - Tramadol 50 mg IM, TID - Monitor TTV : TD : 127/70 mmHg N : 80 x/mnt P : 20 x/mnt S : 37 oC SPO2 : 100 % Bidan dan mahasiswa 3 06/08/2011 - Up infus - Up kateter - Antibiotik oral (amoxicillin + parcetamol) - Dulcolax 2 tablet PO - Dressing (tiap pagi) - Anjurkan pasien untuk mobilisasi - Anjurkan pasien makan, minum sedikit-sedikit - Observasi TTV : TD : 127/69 mmHg N : 80 x/mnt P : 20 x/mnt S : 36 oC SPO2 : 99 % Bidan dan mahasiswa 4 07/08/2011 - Rawat luka (betadine + alkohol) - Amoxicillin 500 mg PO, TID - Parcetamol 500 mg PO, TID - Stop IV (canula up) - Mobilisasi - Makan, minum - Durkoulax 2 tablet PO - Observasi TTV : TD : 125/79 mmHg N : 79 x/mnt P : 20 x/mnt S : 36 oC SPO2 : 100 % Bidan dan mahasiswa 5 08/08/2011 - Dressing (betadine + alkohol) - Up hecting - BAB lancar - Makan, minum lancar - Mobilisasi lancar - Amoxicillin 500 mg PO, TID - Parcetamol 500 mg PO, TID - Monitor TTV : TD : 127/69 mmHg N : 80 x/mnt P : 20 x/mnt S : 36 oC SPO2 : 100 % Bidan dan mahasiswa 6 09/08/2011 - Dressing (betadine + alkohol) - Observasi TTV : TD : 126/69 mmHg N : 79 x/mnt P : 20 x/mnt S : 36 oC SPO2 : 100 % Bidan dan mahasiswa VIII. EVALUASI S : Pasien mengatakan cemas/ takut terhadap perdarahannya. O : Pasien kelihatan sehat (Ibu dan Anak) A : Masalah teratasi P : stop intervensi Nasehat yang diberikan :  Ibu istirahat  Nutrisi  Seksual  Follow up  Imunisasi baby  Di anjurkan menyesui  Personal hygiene  KB (sudah tubektomi)  Pasien pulang   BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Setelah dilakkukan asuhan kebidanan selama 6 hari pada pasien Ny D.M dengan Plasenta Previa di Ruang Maternidade Hospital Referal Maubisse - Ainaro, maka penulis dapat menarik kesimpulan : 1) Plasenta previa merupakan plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. 2) Berdasarkan data – data yang diperoleh dari observasi pasien maupun catatan medis pasien ada pengkajian yang dilakukan pada pasien Ny D.M selama 6 hari. 3) Dalam memberikan asuhan kebidanan pada pasien Ny D.M penulis melakukan kolaborasi dengan bidan ruangan, keluarga dan tenaga kesehatan lain. 4) Pada saat dilakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada pasien Ny D.M semuanya masalah teratasi. 4.2 SARAN Ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam pemberian asuhan kebidanan agar menjadi lebih baik : 1) Kepada masyarakat umumnya dan kepada ibu hamil khususnya agar selalu melakukan antenatal secara teratur agar mudah dideteksi kelainan kelainan yang terjadi misalnya saja seperti kelainan letak pada janin agar tidak terlambat dalam pertolongan. 2) Kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasiennya. DAFTAR PUSTAKA Manuaba, Ida Bagus (1998), “Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana” Jakarta : EGC Mansjoer, Arif (2001), “Kapita Selekta Kedokteran”. Jakarta : EGC. Mucthar, Rustam (1998), “Sinopsi Obstetri Fisiologi”. Jilid 2, Jakarta : EGC. Prawirohardjo, Sarwono (2009), “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : YBPS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar